CATATAN ABSTRAK

Pages

RSS

Kengan Masa Kecil

 Waktu kata kerja yang tidak bisa di ulang lagi. Kejadian-kejadia yang pernah di alami tidak bisa di ulang hanya akan menjadi kenangan yang akan di ingat, entah itu hal baik ataupun hal buruk. Kita selalu terbawa suasana ingin kembali lagi kemasa mana kita sedang dilanda kerinduan. Semua pasti punya kenangan yang di ingat, dan pernah berpikir ingin kembali dimasa itu. Aku juga sering membayangkan dan ingin kembali dimana masa-masa menurutkun menarik untuk di ulang.

Selama hidup di dunia ini aku merasa banyak sekali waktu yang dilewati dengan kenangan-kenangan masa yang indah. seandainya aku punya mesin waktu seperti milik doraemon, ingin sekali aku mengulang masa kecil. Dimana masa itu belum berfikir tentang kerasnya dunia, hanya mengenal main bersama teman, mandi pagi dan sore, manja ke orang tua, dan bercita-cita setinggi langit. 

Pagi ini entah apa yang terjadi aku tiba-tiba membayangkan masa lalu ketika umurku baru minginjak 5 atau 6 tahun. Dimana masa itu sangat bahagia, senang dan penuh tawa. Aku dilahirkan dari kalangan bawah, ibu dan ayah bekerja menjadi buruh pabrik, berangakat pagi pulang sore untuk menghidupi 3 anaknya. Aku tinggal disebuah kontrakan kecil, dimana pemilik kontrakan itu mempercayai ibu menjadi ibu kontrakan, dan hidup dikontrakan membuat aku banyak teman karena banyak tetangga yang memiliki anak-anak seumuran denganku. Ini ada sebuah kebahagian banyak teman bagi anak kecil.

Tahun 1999 adalah tahun dimana teknologi belum diminati banyak orang, yang memiliki tv, radio, dan handphone masih jarang. Orang masih senang kumpul-kumpul, bercerita langsung, tertawa bersama, dan menjalin silaturahim. Ini sangat menyenangkan. Aku bermain sepak bola tidak mengenal waktu, yang memberhentikan permainan hanya satu adzan Maghrib. Setelah pulang langsung mandi, dan pergi kemesjid untuk sholat berjamaah dan mengaji. Pada zaman itu mengaji masih banyak dan guru-guru ngaji pemuda-pemuda disana.

Oh iya, aku tinggal disebuah daerah di bandung, masuk gank kecil, atau bias lewat jalan lain yang cukup besar, jalan kesekolah STM swasta, dimana lapangannya kalau sore dipake anak-anak bermain sepak bola, dan ibu-ibu bermain volley. Tak jauh darisana ada universitas yang sekarang menjadi universitas negeri, yang dulu siapa yang masuk akan hilang mendadak, ternyata itu hanya gossip supaya anak-anak tidak mau main kesana. Kalau jalan ke STM ada warung dan makam keluarga, yang menjaga sepasang suami istri yang sudah tua, mereka baik dan ramah. Mereka menjual gorengan dan minuman limun, warungnya sederhana, enak, adem karena ada pepohonan. Aku dan teman-teman setelah bermain sepak bola suka jajan dulu disana.

Aku hidup tidak mewah tapi merasa bahagia, bencekrama dengan teman-teman, bermain kelereng, adu gambar, main layangan, dan main petak umpet. Setiap sore pasti jadwal main tak usah di beritahu, teman-teman akan kumpul dengan sendirinya di dekat gank ke masjid, dirumah yang membangun masjid. Kita tertawa bersama saat itu. Dan kenangan ini akan aku rindukan.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.