CATATAN ABSTRAK

Pages

RSS

Je Bent Een Wonder Angga Ginardi (BOA)

Angga Ginardi (BOA)

Angga Ginardi, Keponakanku yang sangat nakal, tapi bikin aku dan keluarga bahagia. Mungkin dulu aku juga sepertimu, Nakal dan ingin tahu segalanya. Namun, aku sudah dewasa, tidak lagi main dengan mainan anak kecil, ya, sangat kangen dengan masa kecil, tapi itu tidak mungkin bisa di ulang, karena sudah takdir yang tidak dapat di ubah. Kini kau lahir ditengah-tengah keluarga yang aku cintai. Membuat isi rumah yang kita tempati menjadi rame lagi, setelah orang-orang didalamnya sibuk dengan kesibukan sendiri. Angga, atau sering ku sebut Boa, kau adalah malaikat penyelamat di rumah. percayalah ini benar, tidak bohong.

Mungkin kamu tidak ingat, jelas aku ingat, saat itu kamu lahir di Bidan Euis, jalan cilengkrang. memang saat kelahiran kamu, aku tidak menyaksikan kelahirannya. Percayalah Boa, malamnya aku datang, dan melihat kamu yang masih merah dan mungil. Disana banyak keluarga yang datang dan tersenyum, namun kamu tertidur, sekali-kali menangis meminta ASI. Suster berkata "Bayinya Sehat dan kuat", ibu dan bapak kamu sekaligus kakakku tersenyum. Aku saat itu belum sadar, apa fungsi dan ke untungan kamu lahir. percayalah aku belum mengerti. seiringnya waktu aku bersyukur.

Setelah pulang dirumah Bidan, kamu tidak langsung pulang kerumah, namun berdiam dulu di rumah kakek, yang sekarang kau bilang "Engki dan Enin". mungkin kurang lebih 2 minggu. Itu rumah Bapak dari ayah kamu.

Sekarang pindah lagi, ke rumah yang kita tempati. pertama aku merasa terganggu dengan tangisan kamu. mungkin sudah lumrah kamu mengis, tapi, bagiku yang akan UAS, itu tidak menguntungkan. bagaimana mau belajar, kalau bising oleh tangisanmu. Boa, aku yakin kamu tidak akan ingat semua itu. karena akal yang diberikan Tuhan belum kuat untuk merekan memory itu. aku terganggu, namun kulihat semua Kakek, nenek, dan orang yang ada dirumah itu tersenyum.

Dua hari setelah itu, tepatnya hari minggu, keluarga besar dari bapak, yang kau sebut kakek, datang kerumah. banyak sekali. semuanya ingin menggendongmu, dan tersenyum. terlihat meresakan kebahgian yang begitu mendalam. saat itu aku sadar kehadiranmu adalah kebahagian untuk semua, termasuk aku.

Ya, masih ingat jelas, bagaimana kamu berlajar bicara, kata yang kau sebut setalah mamah dan Ayah, yaitu namaku, Doni. aku bahagia saat itu, entah kenapa? padahal hanya disebut oleh bayi. namun kamu harus tau perasaan itu. membanggakan. sekarang bicaramu langtang, sering teriak dan nyanyi dengan nada yang seenak hatimu. tapi, itu nyanyian indah yang pernahku dengar. teruslah bernyanyi, dan menanyakan pertanyaan yang aneh-aneh, yang bisa membuat seisi rumah ketawa. Ingat tidak kamu pernah bertanya padaku, ini pertanyaanmu saat itu "Ni, Kalau orang jelek boleh tidak naik pesawat?", saat itu aku tercengang dan tersenyum oleh pertanyaanmu. memang kamu tidak sopan memanggilku, yang notabenya Pamanmu, dengan nama saja, atau dengan nama belakang saja. tapi aku senang, dengan menyebut nama tidak dengan embel-embel Om atau Mamang, kita berdua menjadi dekat. seperti kawan. 

 Setelah lancar bicara yang membtuhkan waktu dua bualan, kau tidak sabar untuk menginjakan kaki ke Bumi. dengan penuh keinginan, sekarang kau berlatih berjalan. sebelum berjalan, kamu harus berlajar kesimbangan untuk berdiri. ajaib, hanya membuthkan belasan hari, kamu mampu berdiri, dan menjaga keseimbangan. langsung berlajar berjalan. Jika kamu ingat pasti akan ketawa, karena ketika berlajar berjalan, baru selangkah langsung terjatuh. kita tertawa, namun kamu bangkit dan berjalan lagi, walau jatuh lagi. tiga hari kemudian, kamu sudah bisa melangkah lebih banyak, walau harus ditungtung, atau diikat oleh samping. itulah proses berlajar, tidak mudah.

 Aku sangat kesal, karena waktu pacaran di rumah, kamu nangis ingin belajar jalan. waktu itu kamu baru bisa berjalan kalau pegangan ke tembok atau meja. Boa, mengganggu saja orang yang sedang pacaran. terpakasa aku dan Melati, mengajarkan kamu berjalan. kini, kamu sudah bisa berlari, malahan kemana-mana berlari. main kesana-kesini membuat seisi rumah pusing, karenan kamu berlari kesana-kesini. 

Makasih ya, ketika aku putus dengan melati, kamu hibur dengan wajah polosmu. itu membuat hatiku gembira lagi, dan setidaknya melupakan Melati. tapi, kamu jangan benci sama melati, karena dia pernah mengajarkan kamu berjalan. mungkin kamu tidak ingat, namun itu kenyataannya.

Sekarang Boa udah berapa Tahun? udah banyak ya? oh, tahun depan sudah masuk TK. mudah-mudahan jadi playboy di TK, dengan kualitas otak yang kamu inginkan. Ingat cita-cita kamu yang ingin kuliah di ITB, walau aku yakin kamu belum tahu ITB itu apa. tapi, raihlah cita-citamu.

Maaf Boa, sekarang jarang mengajrakan atau sasakolaan lagi. soalnya aku capek. jangan lupa huruf ijaiyah, dan alfabet. kamu sudah tau semuanya. dan harus inget. silahkan sombong ketika masuk TK, karena kamu sudah bisa semuanya. membaca juga uda bisa. walau baru dua kata, tidak bisa lebih. itu sudah cukup menujukan kalau kamu hebat. ingat orang lain belum tentu bisa. 

Ah, pasti kamu bakal sombong Angga. karena, sekarang saja saat ngaji kamu sudah sombong. gurunya mengajarkan huruf ijaiyah yang kamu sudah kuasai, lantas kamu tidak mau ngaji lagi. aku bilang kamu itu hebat, tidak mau belajar yang sudah kamu kuasai. Belajarlah yang kamu inginkan dan yang belum dikuasai.

Berapa hari ini, aku sering bertanya, apa cita-citamu, dengan lantang kamu jawab "Aa, ingin jadi tentara". Ibu dan bapak tidak setuju, karena jadi tentara itu keras, harus kuat fisik dan mental. Namun, aku sebagai pamanmu akan mendukung. aku yakin kamu bisa, jika mau. Jadilah penjaga tanah air ini, jika itu memang cita-citamu.

Tapi, jangan sekaranng jadi tentaranya, karena belum cukup umur. sekarang jadi Angga atau Boa yang meramaikan isi ruamah. aku sepertinya belum siap melapas kamu menjadi dewasa. jadilah sekarang yang menggangguku ketika lagi tidur. aku suka marah, tapi senang. 

Banyak cerita lucu sama kamu,Boa. tapi, udah dulu capek. nanti kalo inget disambung lagi. oya, aku bikin puisi buat kamu, keponakan tersayang. ini puisinya, mudah-mudahan senang. walau kamu belum bisa baca, nanti kalau sudah bisa baca, baca ya.

ANGGA (BOA)

Keponakanku, teruslah menjadi sekarang.
Karena kau salah satu sumber kebahagiaan di rumah yang kita Huni. :)
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.